PANGGUNG NYAI ONTOSOROH
'Berpijak dari Tradisi'
SURABAYA, TIU-Artistik panggung Hikayat Perlawanan Sanikem : Nyai Ontosoroh diadaptasi dari panggung seni pertunjukan rakyat. Elemen bambu dan simbul-simbul artistik tradisional begitu dominan. Dengan mengambil konsep 'panggung tradisi' diharapakan mampu menyatukan konsep garapan yang mengambil basik tradisi. Bentuk setengah procenium dengan dibatasi dengan wing-wing dan diperkokoh dengan pilar-pilar bambu, mengingatkan panggung seni ludruk. Begitu juga penggunaan cahaya lampu 'ting' dan lampu 'teplok' diharapkan memperkuat suasana pertunjukan. Selain itu elemen janur dan beberapa perlengkapan tradisi seperti tikar mendong dan tikar pandan, payung motho, diharapakan juga mampu mengukuhkan ruang tradisi yang dimaksud.
Pendekatan panggung tradisi ini, menurut sutradara R Giryadi merupakan bagian dari penyadaran bagi kelompok produksi Nyai Ontosoroh, bahwa masyarakat tradisi kita sangat kaya dengan simbul-simbul. Ia berharap dengan mengembalikan teater pada akar tradisinya ia akan menemukan kembali 'masyarakat pendukungnya.'
Menurutnya ini sesuai dengan fighting spirit Nyai Ontosoroh. Sebagai perempuan Jawa yang telah 'didik' dengan cara Eropa ia tetap berjiwa 'Jawa.' Tau adap sopan sebagai manusia yang merdeka tanpa harus menindas orang lain. Inilah filsafat tepa selira yang kini telah hilang dalam ranah kehidupan sosial kita. Nyai memperingatkan bahwa hakekat perjuangan manusia adalah memperjuangkan diri sendiri dan memperjuangkan diri orang lain tanpa pandang bulu. g
0 comments:
Post a Comment